Jalan Tiang Bendera yang bersejarah di Kota Tua Jakarta - Travel Blog

Jalan Tiang Bendera yang bersejarah di Kota Tua Jakarta


Beberapa bangunan bertingkat dengan kesan hijau pada pagar berderet di pinggir jalan di Kawasan Kota Tua Jakarta. Jalan itu bernama Tiang Bendera (Malaischeweg). Secara administratif, Jalan Tiang Bendera termasuk ke dalam Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Jalan Tiang Bendera yang terkesan sempit itu ternyata punya sejarah tentang Kota Tua. Cerita-cerita tentang penduduk China di dalam tembok Kota Tua bersama penduduk Eropa dan Arab.

Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan mengatakan Jalan Tiang Bendera merupakan daerah rumah seorang kapiten China yang bertugas menarik pajak warga-warga China pada masa-masa pendudukan Belanda di Batavia. Kapiten itu diangkat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jean Pieterzoon Coen.

"Tiang bendera itu terkait dengan orang China yang banyak dikenakan pajak kepala dan pajak toko oleh Belanda. Biasanya kapiten itu paling kaya dan paling banyak usahanya," kata Kartum kepada KompasTravel, Sabtu lalu di sela-sela acara Ngabuburit Kota Tua.

Adapun pungutan pajak kepala (Hoofdgeld der Chineezen) bertujuan untuk mengisi kas Persekutuan Perusahaan Hindia Timur atau Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) dan membangun prasarana Kota Batavia. Coen lalu mengangkat seorang saudagar Banten sekaligus sahabat dekatnya yang bernama Souw Beng Kong sebagai Kapitan China.

"Kapiten itu biasanya yang paling kaya di komunitasnya. Nah tugasnya selain mengurus kebudayaan, keagamaan, kapiten itu berkewajiban untuk menarik pajak masyarakat itu," jelasnya.

Sang kapiten biasanya akan menarik pajak pada awal bulan selama seminggu. Pada masa penarikan pajak, sang kapiten biasanya akan mengibarkan bendera di depan rumahnya.
"Itu tanda bahwa minggu tersebut harus bayar pajak kepada kapiten. Jadi ketika melewati rumah kapiten ada bendera jadi ingat bayar pajak," ungkap Kartum.



Adapun di dalam tembok kota Batavia tempo dulu menjadi permukiman masyarakat China yang berstatus pedagang besar. Masyarakat China di Batavia kala itu hidup dari berdagang dan membangun kota Batavia.

Source : Kompas.com
Buka Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel