Arsitektur Bank Milik Inggris di Kota Tua Jakarta - Travel Blog

Arsitektur Bank Milik Inggris di Kota Tua Jakarta

Gedung Chartered Bank of India, Australia, and China 

Menyusuri jalan-jalan di kawasan kota tua tentu punya keseruan tersendiri. Seperti di Kota Tua Jakarta yang penuh bangunan dengan arsitektur bergaya Hindia Belanda.

Di kawasan Jalan Kali Besar, ada sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan banyak cerita. Sebuah gedung bertingkat dua di tikungan Jalan Roa Malaka itu masih berdiri. Bangunan itu tampak masih kokoh meski banyak kaca jendela telah pecah.

Mobil, motor, maupun sepeda berlalu-lalang. Seakan mengingatkan keseharian masyarakat pada era-era pendudukan Belanda di Batavia.

Gedung itu adalah Chartered Bank of India, Australia, and China yang mulai dibangun pada Februari 1921. Gedung Chartered Bank tersebut didirikan oleh arsitek Amsterdam, Eduard Gerard Hendrik Hubert Cuypers—keponakan dari Piere Cuypers arsitek tersohor Belanda.

"Chartered Bank of India, Australia, and China itu gedung perbankan milik Inggris," kata Ketua Komunitas Jelajah Budaya, Kartum kepada KompasTravel, Sabtu lalu di sela-sela acara Ngabuburit Kota Tua Jakarta.

Gedung-gedung bank di Batavia tercatat pernah beroperasi di Kota Tua Jakarta. Antara lain De Javasche Bank (kini Museum Bank Indonesia); Nederlandsche Handles Maatschappij-NHM (kini Museum Bank Mandiri); Hongkong & Shanghai Banking Corporation - Kantor Pajak Tambora; dan Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij – eks Bank Dagang Negara.

"Gedung ini (Chartered Bank) terakhir milik asing yang dinasionalisasi oleh Indonesia pada zaman itu. Dulu nasionalisasi gedung-gedung Belanda kan di akhir tahun 1950," lanjut Kartum.

Ada pula De Post Paar Bank yang berubah menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950 kemudian menjadi Bank Negara Indonesia (BNI) Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara (BTN) pada 1968. De Algemene Volkscrediet Bank tak lain adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Ekspor Impor (Bank Eksim) kemudian menjadi BNI Unit II untuk kemudian pada 1968 berdiri sendiri sendiri menjadi dua bank, BRI dan Bank Eksim.
Nationale Handle Bank semula bernama Nederlandsche Indische Handels Bank (NIHB) kemudian menjadi BNI Unit IV dan pada 1968 menjadi Bank Bumi Daya (BBD) bersama dengan Chartered Bank of India, Australia, dan China.

"Chartered Bank ini kan gedung milik Inggris. Jadi dinasionalisasi pas jaman isu ganyang Malaysia dan Irian Barat. Itu banyak gedung yang dicoret-coret," ujarnya.

Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1964 mengambil alih gedung Chartered Bank. Pemikiran “Nekolim” (neo-kolonialisme dan imperealisme) yang digagas Soekarno menyebabkan semua perusahaan milik Inggris di Indonesia telah dinasionalisasikan.

Chartered Bank berganti nama menjadi Bank Umum Negara, yang beberapa tahun kemudian menjadi Bank Bumi Daya. Kini, gedung yang menjadi aset Bank Mandiri seakan tak memancarkan kejayaannya seperti masa lampau.

Source : Kompas
Buka Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel